Desa Nggumbelaka



Oleh : Dens Jandet

Foto Kepala Desa Nggumbelaka Periode 2017-2023
Bapak Irimus Stefanus Reku Nggela



Gambaran Umum Desa Nggumbelaka
Desa Nggumbelaka adalah salah satu yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Wologai pada tahun 1995. Hasil pemekaran ini selanjutnya pada tahun 1996 sampai dengan tahun 1997 menjadi Desa Persiapan dengan Kepala Desa Persiapan yaitu  Bpk. Hendrikus Rega Babo (Alm). Pada bulan Mei tahun 1997 Desa Persiapan Nggumbelaka didefenitif dengan Kepala Desa Bpk. Hendrikus Rega Babo (Alm) yang memegang jabatan  selama 8 ( delapan ) tahun hingga tahun 2005. Lebih lanjut Pemilihan Kepala Desa di  bulan April tahun 2005, Bpk. Hendrikus Rega Babo (Alm) masih dipercayakan oleh masyarakat Desa Nggumbelaka untuk memimpin dan menjabat sebagai kepala kepala Desa terpilih sampai dengan tahun 2010. Pada  tanggal 25 September 2010, Desa Nggumbelaka resmi  menjadi ibu kota Kecamatan Lepembusu Kelisoke dari 10 desa yang terdiri dari Desa Ndenggarongge, Desa Kuru, Desa Tanalangi, Desa Ndikosapu, Desa Mukureku, Desa Wologai Timur, Desa Detuara, Desa Taniwoda dan Desa Tiwu Sora ). Pada pemilihan Kepala Desa Nggumbelaka tahun 2010,  hasil pemilihan dimenangkan oleh Bpk. Yohanes Don Bosko Rega, namun pada bulan Juni 2014 Bpk Yohanes Don Bosco Rega mengundurkan diri dari jabatan Kepala Desa Nggumelaka untuk ikut terlibat calon dalam pemilihan anggota Legislatif  Kabupaten Ende, sehingga BPD mengusulkan Sekretaris Desa  mejadi Penjabat Kepala Desa atas nama Ibu Maria Goreti Fausta Asi. Dengan adanya  perubahan regulasi, maka pada bulan Juli 2015, Penjabat Kepala Desa yang sebelumnya dijabat oleh sekretaris Desa diganti dan dijabat oleh KasiePemerintahan Kecamatan Lepembusu Kelisoke atas Nama Bpk. Yohanes Pegu, SE dengan masa kerja hingga bulan Januari 2017, dan pada bulan Februari 2017 setelah dilakukan pemilihan kepala Desa terpilih atas nama Bpk. Irimus Stefanus Reku Nggela dan menjabat secara resmi sebagai Kepala Desa Nggumbelaka periode Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2023.
(Sumber: Dokumen Desa dan RPJMDesa Nggumbelaka 2017-2023)
Luas wilayah desa
Luas wilayah Desa Nggumbelaka adalah ± 8,7 km²
Letak geografis Desa Nggumbelaka
Desa Nggumbelaka  berada pada ketinggian 1.300 dpl. Kondisi wilayahnya sedikit landai.
Iklim
Sepanjang tahun suhu udara di Desa Nggumbelaka selalu dingin, sehingga udaranya selalu lembab. Curah hujan  ±9 bulan dan kemarau  ±6 bulan, namun sewaktu – waktu kondisi ini bisa berubah.Lebih lanjut perubahan iklim juga dipengaruhi oleh letak Desa Nggumbelaka yang berada pada ketinggian ±1300 m dpl.
Penduduk
Keadaan Penduduk  Desa Nggumbelaka  berdasarkan Data Profil Desa Nggumbelaka sebanyak 447 jiwa dengan rincian Laki-laki : 214 jiwa dan perempuan   : 233 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 114 Kepala Keluarga (KK).
(Sumber: Data RPJMDEsa, Profil Desa Nggumbelaka dan Data IDM 2017-Update)
Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan di terdapat usia sekolah yang terdiri usia 3-6 yang sdang TK/play group laki-laki: 12 orang dan perempuan:19,usia 17-18 tahun yang sedang sekolah laki-laki:39 dan perempuan 53 orang, Usia 18-56 Tahun pernah SD tapi tidak  tamat laki-laki:17 dan perempuan 16 orang, Tamat SD/sederajat laki-laki: 33 dan perempuan 46 orang, usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP laki-laki:4 dan perempuan 3 orang, usia 18-56 tahun tidak tama SMA laki-laki: 10 dan perempuan 4 orang, tamat SLTP laki-laki:11 dan perempuan 10 orang, tamat SMA laki-laki: 12 dan perempuan 17 orang. Desa Nggumbelaka memiliki 3 (tiga) sarana pendidikan yaitu  PAUD Ndopo Lamba, SDK Peibenga dan SMPN 2 Detusoko.
(Sumber : Dokumen RPJMDesa Nggumbelaka 2017-2023)
Kesehatan
Sarana kesehatan di Desa Nggumbelaka adalah Puskesmas Peibenga. Selain Puskesmas yang memang terletak di Desa Nggumbelaka, adapun sarana lain seperti Posyandu+PAUD Ndopo Lamba
Gedung Posyandu + PAUD
sebagai sarana untuk menjawab kebutuhan terhadap Pelayanan Sosial Dasar
. Lebih lanjut berkaitan dengan kesehatan selain ketersediaan sarana kesehatan berdasarkan pengamatan penulis bahwa di Desa Nggumbelaka masyarakat sudah menyadari akan pentingnya perilaku kesehatan mulai dari lingkungan, air bersih, jamban, bahkan kegiatan rutinitas lebih khusus untuk mengatasi masalah kesehatan ibu hamil, bayi dan balita melalui kegiatan posyandu dilaksanakan setiap bulan secara rutin setiap bulan.
(Sumber : APBDEsa 2017 dan Data Laporan Kegiatan fisik dan non fisik Desa setiap bulan)
Infrastruktur
Banyak sarana prasarana atau fasilitas umum yang dibangun. Diantaranya gedung sekolah, gedung perkantoran, jalan, lapangan olah raga, tempat ibadat dan sarana kesehatan. Walaupun masih banyak yang harus dilakukan peningkatan, ada yang harus di perbaiki dan ada yang masih baik.
Gambaran Umum Ekonomi
Kajian Potensi yang ada di Nggumbelaka
Desa Nggumbelaka merupakan salah satu Desa dari 13 Desa di Wilayah Kecamatan Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur Indonesia. Desa Ngumbelaka yang beribukota di Peibenga dan sekaligus merupakan ibu kota kecamatan Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende Propinsi NTTDesa Nggumbelaka tidak asing lagi bagi siapapun baik pengunjung langsung maupun melalui informasi lainnya (antar individu) yang pernah mengunjungi Desa ini. Bersadarakan riwayat umum bahwa Desa Nggumbelaka dikenal karena memang salah satu icon yang sangat popular dengan  hasil Pertanian yang menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat Desa Nggumbelaka sendiri, juga warga masyarakat kota Ende dan sekitarnya bahkan sampai ke luar kabupaten seperti Kabupaten Sikka, Ngada dan Nagekeo. Selama ini masyarakat Desa Nggumbelaka telah melaksanakan aktivitas  sehari-hari sebagai masyarakat yang kuat, maju dan mandiri dalam hal mengelolah segala potensi yang dimiliki Desa terutama berkaitan dengan Pemanfaatan Lahan Kering sebagai tempat untuk membudidayakan tanaman Hortikultura misalnya : Kubis(Kol), Sawi, Tomat, Cabe, Wortel, Kentang, Jahe,dan lainnya yang belum disebutkan disini satu persatu. Kondisi inilah yang membuat warga masyarakat Desa Nggumbelaka maju (kajian pemanfaatan potensi lokal Desa). Desa yang mandiri, maju, majemuk dilihat dari keberhasilan warga masyarakat yang kuat dalam bekerja, mandiri dalam mengelolah serta damai dalam berperilaku antara sesama warga membawa desa ini menjadi salah satu Desa Contoh dalam kaitan dengan Pengembangan One Village One Product atau dengan sebutan lain Satu Desa Satu Produk unggulan. Sebagai Desa yang memiliki potensi dalam hal ini pada bidang pertanian lebih khusus pada tanaman hortikultura, maka untuk menghasilkannya tentu ada dalam mimpi seorang kepala wilayah yakni Kepala Desa Ngggumbelaka dengan berbagai jenis kegiatan yang sudah menjadi rencana kerja untuk jagka waktu 6 (enam) tahun ke depan terhitung periode 2017 - 2023. Mimpi seorang kepala Desa tentu menjadi ujung tombak segala pembangunan di Desa, Oleh karena itu agar masyarakat dapat mengetahui arah kebijakan pembangunan desa dalam kurun waktu 6 (enam) tahun dapat dituangkan dalam Visi dan Misi seorang kepala Desa adalah sebagai berikut :

VISI
"Terwujudnya Karakteristik Desa Nggumbelaka Dengan Menjunjung Tinggi Semangat Gotong Royong Menuju Masyarakat Desa Yang Mandiri, Sehat, Cerdas, Sejahtera Dan Berkeadilan" 
Berdasarkan Visi diatas dapat dijabarkan pengertiannya sebagai berikut :
1.Karakteristik Desa Nggumbelaka:
    Pembangunan yang dilaksanakan       menitikberatkan pada sektor pertanian hortikultura
2.Semangat Gotong Royong: 
    Pembangunan disegala bidang dilaksanakan berdasarkan semangat gotong royong dari seluruh
    masyarakat Desa
3.Masyarakat Desa Yang Mandiri : 
   Masyarakat diharapkan mampu melaksanakan Perencanaan, pelaksanaan, dan 
   pengawasan terhadap setiap proses pembangunan yang dilaksanakan
4.Masyarakat yang Sehat :
   Masyarakat yang kualitas kesehatannya terjamin dimulai dari pelayanan di posyandu 
   sampai dengan sarana prasarana penunjang kesehatan lainnya
5.Masyarakat yang Cerdas : 
   Masyarakat Desa Nggumbelaka yang berpendidikan, berdaya saing tinggi dalam 
  bidang pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan sarana pendidikan dan peningkatan 
  Sumber Saya Manusia
6.Masyarakat yang Sejahtera : 
    Kondisi seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh dapat terpenuhi hak-hak dasarnya
7.Berkeadilan : 
   Hasil-hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. 

Sedangkan untuk mendukung Visi ini tentu ada  MISI :
1.Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi
2.Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan peningkatan 
    pelayanan kesehatan dasar
3.Mempercepat pertumbuhan Ekonomi masyarakat dengan fokus kegiatan pada 
     budidaya dan pengembangan hortikultura
4.Membangun, meningkatkan, memelihara dan menata sarana dan prasarana 
     pendukung sesuai dengan bidang usaha dan kebutuhan dasar masyarakat
5.Menciptakan Pemerintah Desa yang bersih dan bertanggungjawab dalam 
     pengelolaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.

Sumber Data : Dokumen RPJMDesa Nggumbelaka 2017-2023
Dalam menjalankan masa kerja periode 2017-2023 tentu harus memiliki dukungan dari dalam dan dari luar. Sebagai bentuk dukungan dari dalam bahwa di Desa Nggumbelaka masyarakat sangat antusias dalam mendukung Visi dan Misi Kepala Desa terpilih terutama pada program kerja ataupun kegiatan yang memang dirasakan sangat butuh untuk dilaksanakan, sedangkan dukungan dari luar berupa Dana dari Pemerintah baik yang bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD) maupun Dana Desa yang bersumber dari APBN. Dengan Alokasi dana dari Pemerintah ini warga masyarakat Desa Nggumbelaka benar-benar memanfaatkannya sesuai kebutuhan riil masyarakat dan prioritas masalah yang ada serta mekanisme penggunaannyapun sesuai aturan atau regulasi yang berlaku. Sejalan dengan pemikiran baru yang inovatif melalui Surat Keputusan Bersama 4 Menteri (SKB 4 Menteri) sebagai bentuk penyelarasan dan Penguatan Kebijakan Percepatan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan selanjutnya dituangkan dalam Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Desa Tahun 2018 untuk Padat Karya Tunai Di Desa bahwa sesungguhnya merupakan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa miskin (marjinal), pengangguran, dan Keluarga dengan gizi balita buruk yang bersifat produktif berdasarkan pemanfaatan Sumber Daya Alam, tenaga kerja dan teknologi lokal dalam rangka mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan pendapatan, dan menurunkan angka Stunting.
PKTD kegiatan Pemb Saluran Drainase Pemukiman Penduduk
Sebagai salah satu bentuk penerapan asas dalam pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tentang Desa pada poin transparansi dan akuntable,  Pemerintah Desa Nggumbelaka memasang Info Grafik tentang Batang Tubuh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa pada tempat-tempat umum dimana masyarakat dapat melihat dan membaca


 
                   Info Grafik APB Desa Nggumbelaka Tahun 2017

Pendapat penulis  bertujuan agar kita semua mulai sadar akan masalah yang kita hadapi dan mencari solusi bersama untuk dilakukakan melalui segala tahapan proses perencanaan, pelaksanaan, dan juga evaluasi yang melibatkan seluruh masyarakat sehingga dapat menghasilkan output yang baik pula. Pendapat ini dituangkan berlandaskan pada Pengalaman, Observasi dan tinjauan kritis sebagai masukan untuk kita semua yang mempunyai MISI sama dalam rangka mempercepat Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, terlebih khusus kepada Desa-Desa yang berada di wilayah Kecamatan Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende NTT.




Informasi lebih lanjut tentang Desa Nggumbelaka akan diupdate setiap bulan pada link website http://nggumbelaka.blogspot.com  dan dapat mengunjungi  langsung di Desa Nggumbelaka Kecamatan Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur Indonesia atau link website saya http://lepembusukelisokendikosapu.blogspot.com

Mohon Masukan dan Saran pada kolom komentar dan SIMO GEMI


Share:

Desa Kuru

Desa Kuru Kecamatan Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur
Share:

Desa Tanalangi

Desa Tanalangi Kecamatan Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur
Share:

Pesona Alam Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende NTT

Oleh : Dens Jandet
https://youtu.be/kUIlNI1YxAs

TEMPAT WISATA ALAM TERSEMBUNYI DI LEPEMBUSU KELISOKE

Kecamatan Lepembusu Kelisoke merupakan salah satu Kemacamatan yang berada di Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kecamatan Lepembusu Kelisoke memiliki 14 (empat belas) wilayah administrasi Pemerintah Desa,yaitu Desa Taniwoda, Ndikosapu, Mukureku, Nggumbelaka, Wologai Timur, Kuru, Tanalangi, Ndenggarongge, Detuara, Tiwusora, Rutujeja, Lisekuru, Kurusare dan Mukureku Sa Ate. Kecamatan Lepembusu Kelisoke yang terbentuk sejak pada tanggal tanggal 25 September 2010 ini hasil Pemekaran dari Desa-desa yang berada pada kecamatan Kota Baru, Kelimutu, Detukeli, dan Detusoko yang mana sebelumnya hanya terdapat 10 Desa tetapi dalam perjalanan waktu mengingat Ada 3 (tiga) Desa induk ini memiliki wilayah yang sangat luas serta kondisi yang sangat sulit untuk dijangkau, maka dipikirkan untuk dilakukannya pemekaran wilayah Desa tambahan yang tidak kalah penting juga bertujuan untuk Pendekatan Pelayanan Administrasi, sekaligus Percepatan Pelaksanaan Pembangunan. Desa-desa itu yakni Desa Taniwoda memekarkan Desa Rutujeja, Desa Mukureku memekarkan Desa Mukureku Sa Ate, Desa Kuru memekarkan Desa Kuru Sare dan Desa Tanalangi memekarkan Desa Lise Kuru. Kecamatan yang memang terletak pada wilayah pegunungan ini tersimpan banyak panorama alam yang sangat menakjubkan dan indah. Banyak hal ditemui pada wilayah kecamatan ini termasuk aset wisata alam yang belum dikembangkan
AIR TERJUN MURU DHAEKALE/DHAEKALE WATERFALL
maupun aset wisata budaya seperti kampung Tradisonal.
yang masih ada dan masih menjalankan acara seremonial adat setiap tahunnya. Berdasarkan data hasil identifikasi oleh teman-teman anggota Komunitas Lepkes Bangkit terhadap Pesona Alam dan Budaya ini di pastikan bahwa sesungguhnya keunikan dan kekhasan ini ada dimana rata-rata setiap Desa memiliki potensi masing-masing. Lebih lanjut terhadap aset potensi yang ada ini,apabila kita/pengunjung akan menikmati panorama di Lepembusu Kelisoke memang agak sedikit menantang karena akses (sarana-prasarana) menuju tempat dimaksud agak menantang, dalam artian luas bahwa belum tersedianya sarana transportasi yang memadai. Oleh karena itu melalui Komunitas Lepkes Bangkit teman-teman anggota Komunitas ingin mencoba dengan caranya masing-masing, untuk mendorong Desa dalam merencanakan pembangunan sebagai bagian yang tidak terpisahkan yakni masyarakat semestinya memperhatikan aspek peluang yang nantinya akan menjadi target pembangunan dimasa yang akan datang dengan memanfaatkan berbagai sumber Dana yang masuk ke Desa, mulai dari Pemerintahan Pusat,Propinsi,Daerah dan ataupun Lembaga Swadaya (LSM) lainnya yang tidak mengikat.

Tiwusora,Sombulou Lesugolo,
Negeri Diatas Awan Lepembusu,
View Bukit Bukit Cantik Mbotulaka,dan Bukit Cantik
Sebagai gambaran umum bahwa pada beberapa tempat yang menjadi bagian dari aset wisata ini telah dibangun akses/sarananya walaupun belum maksimal dan bagi PARA PENGUNJUNG YANG INGIN MENIKMATINYA boleh langsung mengakses pada Google,Google Maps ataupun Google Eart pada lokasi panorama alam dan Budaya di wilayah Kecamatan Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende,Propinsi Nusa Tengga Timur, karena sudah tersambung/terkoneksi langsung pada titik lokasinya. Hal ini dilakukan agar para Pengunjung tidak mengalami kesulitan untuk menjangkau tempat dimana lokasi aset itu berada.
LANGSUNG SAJA DISINI PENULIS SAJIKAN SEDIKIT TENTANG ASET APA SAJA YANG SUDAH TERKONEKSI DENGAN GOOGLE YAITU:
Wolobewa Traditional Village,Hutan Adat Otoleke, Bukit Cantik, Mukureku Traditional Village, Negeri Diatas Awan Lepembusu, Faipanda Traditional Village,Kogokamba Bukit Teletubies, Alobewa Teletubbies, SOMBULOU ADVENTURE, Sombulou Ndikosapu (Air Panas Mancur),Tangga Alam Wolombere,Fatandopo Traditional Village, Ratenggoji Traditional Village, Air Terjun Muru Dhaekale/Dhaekale Waterfall dan Tiwu Sora or Lake Sora, Air Terjun Murubu / Muru Biji, Mbotu Lakabeke Sedangkan ada beberapa tempat yang belum terkoneksi dengan google adalah LEKE Traditional Village,Bu watuweti Detuara,View Bukit Langgaria,View Rutujeja,Air Panas Detuhi -Taniwoda dan view alam Keriselo.
Bagi teman-teman,sahabat dan keluarga yang ingin mengujungi panorama alam di Lepembusu Kelisoke silahkan mengunjungi langsung karena saat ini belum dipungut biaya sepersenpun,tetapi cukup sediakan makanan ringan…..maka anda sekalian sudah langsung sampai pada tempat tujuan anda.
Ayo Buruan Guys mumpung masih gratis……….
Apabila mengalami Kesulitan dalam perjalanan menuju Lepkes bisa menghubungi sahabat Komunitas Lepkes melalui FACEBOOK personal dengan Cara Inbox kepada :Yuven Harry,Bastian Bata,Dens Jandet,Alex Pati,Dankerdetuara,Alex Beding,Vincent Mo’a dan Ben Kobra.
Sampaikan Pesan dan Kesan pada kolom kolom komentar dibawah ini dan jangan lupa nonton video saya pada link youtobe di bawah ini.
THE PLACE OF A HIDDEN NATURAL TOURISM IN LEPEMBUSU KELISOKE
Kelisoke is one of the areas located in Ende Regency, East Nusa Tenggara Province. Lepembusu Kelisoke Sub-district has 14 (fourteen) administrative areas of the Village Government, namely Taniwoda, Ndikosapu, Mukureku, Nggumbelaka, East Wologai, Kuru, Tanalangi, Ndenggarongge, Detuara Tiwusora, Rutujeja, Lisekuru, Kurusare and Mukureku Sa Ate. The Lisperu Kelisoke Subdistrict which was formed on September 25, 2010 is the result of the expansion of villages located in the area of ​​Kota Baru, Kelimutu, Detukeli, and Detusoko, where previously there were only 10 villages but in the course of time, there were 3 (three) villages. The parent has a very large area and conditions that are very difficult to reach, so it is thought that the expansion of additional Village areas which is equally important also aims at the Administrative Service Approach, as well as Acceleration of Development. The villages namely Taniwoda Village split Rutujeja Village, Mukureku Village divided Mukureku Village Sa Ate, Kuru Village split Kuru Sare Village and Tanalangi Village splashed the Lise Kuru Village. The sub-district which is located in this mountainous region is kept with many amazing and beautiful natural scenery. Many things are found in this sub-district including natural tourism assets that have not been developed by Muru Dhaekale Waterfall / Dhaekale Waterfall or cultural tourism assets such as traditional villages that still exist and still run traditional ceremonial events every year. Based on the data from the identification of the members of the Risen Lepkes Community towards the Enchantment of Nature and Culture, it is ensured that this uniqueness and distinctiveness exist where the average of each village has its own potential. Further to the potential assets that exist, if we / visitors will enjoy the panorama in Lepembusu Kelisoke it is a bit challenging because access (infrastructure) to the intended location is rather challenging, in the broad sense that there is no adequate means of transportation. Therefore, through the Bangkit Lepkes Community, members of the Community want to try their own way, to encourage the village in planning development as an inseparable part, that is, the community should pay attention to aspects of opportunities that will become future development targets by utilizing various source of funds that enter the village, starting from the Central, Provincial, Regional Governments and other non-binding NGOs. Tiwusora, Sombulou Lesugolo, Land Above Lepiupu Clouds, Bukit Langgaria View, and Bukit Cantik As a general description, in some places that have become part of this tourism asset, access / facilities have been built, although not maximized and for VISITORS WHO WANT TO ENJOY Google, Google Maps or Google Eart on natural and cultural panoramic locations in the Lepembusu Kelisoke Subdistrict, Ende Regency, East Nusa Tengga Province, because they are connected directly to their location. This is done so that the visitors do not have difficulty reaching the place where the asset is located. Immediately here the author presents a little about what assets have been connected with Google, namely: Wolobewa Traditional Village, Otoleke Traditional Forest, Bukit Cantik, Mukureku Traditional Village, Negeri Above the Lepiupu Cloud, Faipanda Traditional Village, Kogokamba Bukit Teletubies, SOMBULOU, Sombulou Lesugolo, Wolombere Natural Stairs, Fatandopo Traditional Village, Ratenggoji Traditional Village, Muru Dhaekale Waterfall / Dhaekale Waterfall and Tiwu Sora or Lake Sora. While there are several places that have not been connected to Google, LEKE Traditional Village, Bu Watuweti,Detuara, Bukit Langgaria View, View Rujujeja, Tanamite Hot Springs and view of Keliselo.For friends, friends and family who want to visit the natural panorama in Lepiupu Kelisoke please visit directly because at this time no fees are charged yet, but just provide snacks … … then all of you have arrived at your destination. Hurry up Guys while still free ………. When experiencing difficulty on the way to Lepkes, you can contact a friend of the Lepkes Community through a personal FACEBOOK with the Inbox Method to: Yuven Harry, Bastian Bata, Dens Jandet, Alex Pati, Dankerdetuara, Alex Beding, Vincent Mo’a and Ben Kobra.
Send the Message and Impressions in the comments column below……..
20180821_204037
View Wologai Traditional Village from Lepembusu Negeri di Atas Awan
View Full Wologai Traditional Village From Negeri Diatas Awan Lepembusu
Share:

Sitemaps

Total Tayangan Halaman

Mengenai Saya

Foto saya
Saya orang Desa, Saya berasal dari Desa, Saya kembali ke Desa untuk memberikan sentuhan-sentuhan Pemberdayaan kepada mereka yang belum mereka rasakan. Asli campuran Nduaria dan Ndikosapu-LEPEMBUSU KELISOKE Saya bangga menjadi orang Desa, karena Desa adalah Embrio dari diatasnya Desa

Trending

Popular

Recent Posts

Motto Desa

  • Desa membangun Indonesia.
  • Pesona Pemberdayaan Lepkes.
  • Wisata Lepkes.