RAPAT KOORDINASI TIM PENDAMPING PROFESIONAL INDONESIA (TPPI) KABUPATEN ENDE RAYON II (KECAMATAN DETUSOKO, DETUKELI, LEPEMBUSU KELISOKE, DAN KELIMUTU)


Oleh : Dens Jandet
REFLEKSI KRITIS SEBAGAI PENDAMPING

Pose Bersama Peserta Rakoor Rayon II
Arahan  Kasi PMD Kec.Detusoko Kab.Ende
Dalam rangka mengimplementasikan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa beserta turunannya, Pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) menerbitkan sebuah peraturan. Peraturan yang dimaksudkan adalah Peraturan Menteri Desa Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendamping Desa, secara khusus yang membidangi langsung adalah Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD). Sejalan dengan pemikiran yang disebutkan diatas, maka muncul kata Pendamping dan Pendampingan. Pendamping dalam tanda petik merupakan seorang yang dipilih dan diutus untuk bekerja dengan energi mendampingi Desa dan membantu mengawasi setiap tahap pembangunan riil yang mencakup Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi atau Pelaporan, sebut saja teori atau teknik yang digunakan disini adalah menggunakan POACE (sebuah istilah dalam Perencanaan Partisipatif). Jika dasarnya adalah POACE maka output yang dihasilkan adalah dalam pendampingi tidak berlaku semata-mata sebagai pengawas untuk pembangunan fisik saja, akan tetapi mencakup sampai kepada pembangunan kesadaran, kritisisme, dan keswadayaan masyarakat dan ini yang disebut dengan Pola Pikir (Mind sett). Ketika ending yang ditemukan adalah pola pikir,sesungguhnya pendamping sudah menemukan yang namanya objek pembangunan, karena dalam konteks Undang-undang  Nomor 6 tentang Desa lebih menyetuh soal SUBJEK PEMBANGUNAN sama dengan MANUSIA dan OBJEK PEMBANGUNAN adalah MASALAH. Nah, sekarang kita coba perhatikan SUBJEK dikatakan aktif apabila dia menguasai apa yang akan dilaksanakan nantinya, tetapi jika SUBJEK yang belum mengusai sepenuhnya, maka tugas Pendampinglah yang membantu memberikan pencerahan. Hal ini dapat terjadi ketika jaringan kerjasama (Network) antar subjek-subjek yang otonomi ini diperkuat melalui berbagi pendapat (sharing),curpat, dan merefleksi bersama berdasarkan pengalaman tentu kitapun dapat memperoleh solusi untuk dilaksanakan. Tulisan Ini hanya berupa refleksi saja bro..... kalau sepakat mari kita buat yuk. . . . . . . . .


Pemaparan materi Info Managemen
Sharing Pengalaman



Hei bro. . . .Kembali ke Laptop ya. . . . . . . . . . . . . . .!!!!!!!!!
Kegiatan Rapat Koordinasi Tim Pendamping Profesional Indonesia (TPPI) Kabupaten Ende Tahun 2019 memang agak sedikit berbeda dari sebelumnya, dimana pelaksanaan Rakoor di bagi menjadi rayon dan masing-masing rayon melaksanakan kegiatan rakor setiap bulannya yang dihadiri oleh Tenaga Ahli Kabupaten, Pendamping Desa Pemberdayaan dan Teknik, serta Pendamping Lokal Desa. Tentu hal ini sudah dipikirkan oleh manajemen kabupaten soal efisiensi dan efektif Rakoor itu sendiri dan sesuai jadwal RKTL yang disepakati bahwa untuk rakoor gabungan di kabupaten tetap dilaksanakan sewaktu-waktu dan informasikan secara internal.
Rakoor TTPI Kabupaten Ende bulan Maret  Tahun 2019 Rayon II bertempat di kantor Desa Wolofeo Kecamatan Detusoko pada senin 26 Maret 2019, berhubung Kepala Desa Wolofeo ada halangan sehingga acara Rakoor dibuka oleh Camat Detusoko dalam hal ini diwakili oleh Kasie Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD). Melalui arahan singkat yang disampaikan secara padat dan jelas,  sedikit penulis simpulkan kembali ada ungkapan “Kita Satu tujuan yakni menjadikan Desa Mandiri, Maju,Kuat dan Demokratis. Dalam frasa ini menerangkan bahwa Mari kita sama-sama bekerja dan atau bekerja bersama-sama mewujudkan Desa Membangunan Indonesia. Konsep pemikiran ini tentu akan  memperoleh  hasil yang maksimal apabila kita memahaminya secara mendalam. Lebih lanjut alur berpikir yang dituangkan diatas sejalan dengan bunyi Pasal 112 ayat 1 sampai 4 Undang-Undang Nomor 6 tentang Desa berkaitan dengan Pembinaan dan Pengawasan yang dilakukan secara berjenjang dimulai dari Pemerintah Pusat, Propinsi dan Pemerintah Daerah, yang secara detail pasal 112 ayat 4  berbunyi “Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan dengan pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan dan Pemantauan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan”. Hal inilah yang menjadi rujukan dasar Pendamping diperkuat untuk membantu Pemerintah mengawasi Desa, karena ayat 4 penjelasan detainya “Yang dimaksudkan dengan Pendampingan” adalah termasuk penyediaan sumber daya manusia pendamping dan manajemen.
Selanjutnya dengan situasi yang penuh rasa kekeluargaan Tenaga Ahli Kabupaten menyampaiakan info manajemen (menyampaikan informasi terbaru, terupdate) sesuai bidang tugas masing-masing termasuk penjelasan teknis berkaitan dengan hal yang belum dipahami secara bersama untuk didiskusikan kemudian menjadi rekomendasi akhir untuk dijadikan RKTL.
Terima Kasih Kepada Kepala Desa Wolofeo yang memberikan ruang untuk kami melaksanakan kegiatan rakoor di wilayah Desa Bapak, Bapak Camat Detusoko yang telah bersedia hadir bersama kami dan memberikan arahan, Terima Kasih Kepada Bapak dan Ibu Tenaga Ahli yang sudah bersama sama sampai akhir kegiatan dan juga teman-teman Pendamping Desa Pemberdayaan dan Teknik beserta rekan-rekan Pendamping Lokal Desa Rayon II yang mengikuti kegiatan rakoor sampai selesai, teristimewah buat Teman-Teman TUAN RUMAH makasih banyak untuk semuanya.

Udah dulu yeah . . . . . . . . . . . . . . .ulasan kali ini lain episode baru disambung lagi soalnya udah mengantuk nih. . . . . . . . .hehehheehehhhe
Nanti info selanjutnya pada Rakoor Rayon II bulan April di Kecamatan Kelimutu. . . . . . . .

BYE. . . . . . . .BYE . . . . .DA. . . . . . . . .            


Share:

Kecamatan Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende NTT: Pesona Alam Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende NTT

Kecamatan Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende NTT: Pesona Alam Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende NTT: Oleh : Dens Jandet TEMPAT WISATA ALAM TERSEMBUNYI DI LEPEMBUSU KELISOKE Kecamatan Lepembusu Kelisoke merupakan salah satu Kemacamatan y...
Share:

Kecamatan Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende NTT: LEPKES FC

Kecamatan Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende NTT: LEPKES FC: REFLEKSI KRITIS “ LEPKES FC” (Tinjauan Pertandingan Triwarna Soccer Festival 2019) Oleh : Dens Jandet        Dalam Pertandin...
Share:

LEPKES FC


REFLEKSI KRITIS “ LEPKES FC”

(Tinjauan Pertandingan Triwarna Soccer Festival 2019)


Oleh : Dens Jandet



       Dalam Pertandingan Bola Kaki merupakan salah satu jenis pertandingan dimana sekali bertanding hanya dilakoni oleh sebelas pemain dan di tambah dengan pemain cadangan. Sejarah mencatat bahwa sesunggunya lahirnya dunia sepak bola diawali dari perang  antar Negara di beberapa belahan dunia pada masa lampau sebut saja pada abad ke-1. Peperangan dari abad kea abad tidak kunjung berhenti disebabkan masing-masing Negara pada waktu itu tidak mau menerima kekalahan. Selanjutnya solusi yang ditempuh dengan cara apapun tidak mempan untuk meleraikannya, tetapi salah satu Negara (saya lupa apa negaranya) mengiinisiatif langkah perdamaian itu dengan berperang tidak menggunakan senjata tajam atau teknologi lainnya tetapi berperang dengan cara bermain “BOLA KAKI” (soccer football). Cara ini merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk menjawab tujuan pasukan berperang agar tetap menjaga kebugaran dan moral tetap tinggi dalam persaudaraan serta digunakan sebagai alat untuk merekrut pemuda dan pemudi untuk dijadikan pasukan perang.
           Sepakbola semestinya menjadi alat pemermersatu meskipun ada dua tim yang saling adu. Hasil pertandingan bukan akhir, karena masing-masing tim akan memperoleh nilai positif dan terukir indah dalam lubuk hati para pemain untuk dikenang sepanjang masa hidupnya. Berbeda dengan tujuan bermain Bola Kaki pada masa kini (Abad 21), perbedaan itu ditunjukan melalui tujuan yang ingin dicapai yaitu Menciptakan minat dan bakat kaum muda untuk selanjutnya ditingkatkan demi memperoleh prestasi yang dimiliki setiap kaum muda untuk boleh menunjukan keahlian yang dimiliki serta diberikan ruang untuk berekspresi dalam rangka mencapai nilai-nilai ekonomis pula.
Di Indonesia terlebih khusus Propinsi Nusa Tenggara Timur Pertandingan Bola Kaki dijadikan sebagai momentum Persudaraan selain untuk memperoleh prestasi terbaik dari kaum muda dalam bidang Olahraga Sepak Bola. Hal ini dibuktikan dengan diselenggarakannya Turnamen Besar seperti ELTARI MEMORIAL CUP  yang diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun sekali dan masing-masing kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur wajib mengirimkan kontingen untuk bertanding. Momen sepak bola bergengsi ini menjadi kewajiban setiap kabupaten untuk mempersiapkan stok pemain. Selanjutnya Kabupaten  mengirimkan Tim Sepak Bola yang diseleksi oleh kabupaten melalui turnamen memperebutkan Piala Bupati di level kabupaten maupun seleksi Tim internal kabupaten.
             Lebih lanjut pada Tahun 2019 ini di Kabupaten Ende sedang menyelenggarakan Turnamen dalam memperebut Piala Bupati Ende atau dengan sebutan Triwarna Soccer Festival yang diikuti oleh 21  kontingen dari 21 kecamatan di kabupaten Ende. Seperti yang digambarkan diatas bahwa turnamen TSF ini juga bergengsi dengan kalimat motivasi yang menggugah yakni “Jaga Waka Nua (Pertahankan status kampung anda) ” untuk memberikan pertandingan terbaik dan menghasilkan Tim serta pemain terbaik untuk selanjutnya mengikuti ELTARI MEMORIAL CUP 2019 yang diselenggarakan di Kabupaten Malaka. Berdasarkan data yang dirilis penulis update 22 Maret 2019 turnamen TSF untuk babak penyisian akan berakhir dan selanjutnya akan memasuki babak delapan besar.

Pose Bersama Lepkes FC vs Wolowaru FC
Lokasi : Stadion Marilonga-Ende-NTT
Tim Lepkes FC, Official dan Manajer









             “Jatuh Bangun, Bangun  Jatuh” bagi tim kecamatan yang belum sempat lolos ke babak selanjutnya. Disini penulis hanya bisa memberikan sekapur sirih khusus buat tim LEPKES FC. Adik-adik yang sudah bergabung dalam tim Lepkes FC yang kami banggakan, perjuangan anda sungguh luar biasa untuk mempertahankan status Kec. Lepembusu Kelisoke dalam dunia sebak bola, hasil yang dicapai kesempatan ini menjadi pembelajaran dan pengalaman khusus pribadi masing-masing untuk meraih kemenangan di masa akan datang. Jangan melihat hasil hari ini adalah sesuatu yang tidak berhasil lalu kemudian menjadi kemunduran tetapi pahamilah bahwa Kekalahan hari ini adalah Kemenangan yang tertunda. Lepkes FC Bangkit ketika sudah menemukan modal dasar melalui penampilan adik-adik sekalian dalam Turnamen Soccer Festival ini. Mengapa dekikian . . . . .??? Hanya satu jawaban yang pasti yaitu adik-adik diutus dari Desa dalam wilayah Kecamatan Lepembusu Kelisoke. Kita menyadari bersama bahwa ada hal positif juga negatif yang dilontarkan dari luar lapangan melalui mulutgram soal keterwakilan. Jika saya sebagai adik-adik maka, saya harus membalas menjawab seruan itu dengan satu kalimat “Mai Sai Kita Sama-Sama Berjuang dengan memberikan Kontribusi Penuh mulai dari pemain yang belum bergabung saat ini dan kami sudah bertanding membentuk suatu Tim Lepkes FC yang Kuat  di masa akan datang” . Kekurangan kemarin menjadi pembejaran bersama untuk hari esok kita benahi, karena sesuatu yang terbaik tentu didahului oleh tantangan dan kekurangan.
Lepkes Benz 

Lebih lanjut dalam rangka pengembangan minat dan bakat di Lepembusu Kelisoke sudah seharusnya kita mulai, karena pada dasarnya LEPKES memiliki  banyak potensi yang belum di tata secara baik. Untuk itu penulis mengajak kepada kita orang Lepkes Mari Berbenah yang masih Kurang, hanya dengan satu cara yaitu Berkumpul bersama mengungkapkan ide/pikiran, masukan, kritikan, Usul- Saran dan tinggalkan ego kita. Satu kalimat dari penulis untuk kita semua “Lepkes Bangkit” Kapan Lagi Kalau Bukan Sekarang dan Siapa lagi kalau bukan Kita. Kita yang penulis                maksudkan adalah KITA ATA LEPEMBUSU KELISOKE, NUA KITA LEPEMBUSU KELISOKE, MENGA DU’A KITA O NGALA JAGA WAKA NUA KITA. . . . . . .NGAI, . . . KITA RINA TALO ATA TAU, JAGA WAKA NUA KITA”
Udah dulu yeah .......soalnya udah ngantuk nich nanti kalau kita katemu akan dilanjutkan ceritanya.......
#SALAM LEPKES BANGKIT#



                 https://youtu.be/J35QoBojJoY  


Share:

Sitemaps

Total Tayangan Halaman

Mengenai Saya

Foto saya
Saya orang Desa, Saya berasal dari Desa, Saya kembali ke Desa untuk memberikan sentuhan-sentuhan Pemberdayaan kepada mereka yang belum mereka rasakan. Asli campuran Nduaria dan Ndikosapu-LEPEMBUSU KELISOKE Saya bangga menjadi orang Desa, karena Desa adalah Embrio dari diatasnya Desa

Trending

Popular

Recent Posts

Motto Desa

  • Desa membangun Indonesia.
  • Pesona Pemberdayaan Lepkes.
  • Wisata Lepkes.